Langsung ke konten utama

Postingan

Industri Musik yang Lesu

Tahun 2012 bisa dibilang tahunnya boyband atau girlband di Indonesia. Banyak nama-nama yang bermunculan dengan single lagu yang sekarang menjadi trend di kalangan masnyarakat, khususnya bagi kalangan muda-mudi. Banyak tanggapan penikmat musik, ada yang memberi respon positif dan juga sebaliknya atau bahkan netral alias tak tahu menahu/tidak mau tahu. Jika ditelisik perjalanan musik Indonesia khususnya di bidang industri. Sebenarnya kita sedang mengalami lesu. Menurut saya, inilah kondisi terlesu yang pernah saya rasakan selama menjadi penikmat musik dalam negeri. Mengapa begitu? Walaupun penjualan album-album baru begitu laris, namun tidak diikuti dengan kualitas musikalisai itu sendiri sebagai modal utama dalam penciptaan karakter kuat dalam diri seorang penyanyi. Beberapa lagu yang kita dengar sepertinya mempunyai jenis, dan aliran (dalam hal ini ideologis). Sehingga kita seolah memiliki playlist dengan sangat banyak, dengan artis banyak, namun hanya ada sedikit genre didalamnya. ...

"Miracle On Ice"

" 11 seconds, you've got 10 seconds, the countdown going on right now! Morrow, up to Silk. 5 seconds left in the game. Do you believe in miracles? YES! " Miracle on ice adalah peristiwa olahraga yang terkenal. Peristiwa terjadi di tahun 1980 di New York, America di kejuaraan olimpiade musim dingin cabang hoki es babak semifinal. Mengapa peristiwa ini bersejarah? Karena disini muncul "keajaiban" atau yang kita bisa bilang sesuatu yang mustahil,  membalikan prediksi semua pengamat hoki es. Babak semifinal mempertemukan tim Amerika dengan tim Rusia (Uni Soviet kala itu). Pengamat hoki es mengatakan amerika akan dijadikan lumbung sarang gol bagi Rusia (Rusia dipastikan menang mudah). Alasan dari pengamat sangat masuk akal dan besar kemungkinan terjadi karena track record kedua tim sepanjang turnamen olimpiade dan skill pemain yang beda jauh. Amerika hampir memenangi semua pertanding penyisihan namun, hanya seri sekali. Amerika sendiri hanya satu kali menang de...

Swiss Guard (bagian 1)

Pernahkan diantara kalian melihat seragam pasukan seperti gambar diatas? Gambar diatas merupakan satuan prajurit biasa kita sebut "Swiss Guard" atau Garda Swiss. Sebenarnya apa sebenarnya Swiss Guard itu?   Latar Belakang Swiss Guard atau Garda Swiss merupakan kesatuan prajurit/tentara profesional sejak abad pertengahan. Mereka bukanlah orang yang memiliki kewajiban dalam membela negara asal mereka swiss namun, mereka membela pada orang yang menggaji mereka (bisa disebut sebagai tentara bayaran/mercenaries). Meski mereka berstatus mercenaries, kemampuan dan kesetiaan mereka tidak diragukan lagi. Dimasa akhir abad "Dark Age" sekitar abad 15, jasa swiss guard banyak digunakan dalam medan pertempuran sekaligus menjadi garis depan di medan pertempuran. Sehingga swiss guard terbagi dalam beberapa kesatuan/garda dan tiap garda memiliki "tuan" yang berbeda. Salah satu pengguna jasa swiss guard saat itu adalah kepausan Vatikan, Roma. Swiss Guard dipakai ole...

Bantuan dari "Orang Asing" (Pertolongan itu Hadir Tidak Terencana)

Suatu ketika, pada hari sabtu saya diharuskan hadir pagi-pagi sekali untuk hadir dalam acara di tahap persiapan terakhir di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jam dinding menunjukan pukul 05.00 ketika saya terbangun dan saya langsung mengambil peralatan mandi saya karena, saya berpikir nantinya banyak orang di tempat kos saya berebut kamar mandi. Tidak lama setelah mandi dan berganti pakaian, saya langsung menuju warung makan langganan diseberang jalan. Namun, sayang warung tersebut belum terbuka sehingga saya terpaksa menunggu hingga warung tersebut buka. Setelah 10menit akhirnya warung tersebut buka, beruntung ketika warung masih dalam keadaan sepi. Ketika saya melihat jam, waktu menunjukan pukul 06.10 sedangkan saya diharuskan hadir disana pukul 06.30. Tidak ada waktu makan, lebih baik saya membungkus dan makan sesampainya di tempat acara. Seperti roda yang berputar ketika saya menantikan angkot untuk mengantarkan ke tempat tujuan ternyata tidak ada satupun. Kemudian saya me...

Budaya dan Agama, Berbedakah Mereka?

Kejadian pembakaran empat patung yang terjadi di Purwakarta (18/09) oleh ormas agama disayangkan banyak pihak. Atas dasar dalih agama merekapun membakar keempat patung didepan umum. Terlebih lagi tiga dari empat patung tersebut tokoh pewayangan yang kini diakui dunia sebagai warisan kebudayaan dunia. Jika memang patung yang dasarnya adalah bentuk seni ciptaan manusia dihancurkan atau dibakar, apakah kebudayaan juga bertentangan dengan ajaran keagamaan? Mari kita kembali jauh kebelakang bahkan, sangat jauh sekali sebelum peradaban manusia muncul. Sebelum adanya agama, manusia sebenarnya sudah menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Loncat sedikit lebih jauh ketika manusia menunjukan peradaban pesat. Mereka menciptakan pemujaan kepada dewa atau Tuhan sebagai kebutuhan spiritual. Kemudian banyak agama atau aliran yang bermunculan hingga mencapai sekarang. Bagaimana dengan budaya? Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan manusia menciptakan budaya. Namun, yang jelas agama hadir k...