Kejadian pembakaran empat patung yang terjadi di Purwakarta (18/09) oleh ormas agama disayangkan banyak pihak. Atas dasar dalih agama merekapun membakar keempat patung didepan umum. Terlebih lagi tiga dari empat patung tersebut tokoh pewayangan yang kini diakui dunia sebagai warisan kebudayaan dunia. Jika memang patung yang dasarnya adalah bentuk seni ciptaan manusia dihancurkan atau dibakar, apakah kebudayaan juga bertentangan dengan ajaran keagamaan?
Mari kita kembali jauh kebelakang bahkan, sangat jauh sekali sebelum peradaban manusia muncul. Sebelum adanya agama, manusia sebenarnya sudah menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Loncat sedikit lebih jauh ketika manusia menunjukan peradaban pesat. Mereka menciptakan pemujaan kepada dewa atau Tuhan sebagai kebutuhan spiritual. Kemudian banyak agama atau aliran yang bermunculan hingga mencapai sekarang.
Mari kita kembali jauh kebelakang bahkan, sangat jauh sekali sebelum peradaban manusia muncul. Sebelum adanya agama, manusia sebenarnya sudah menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Loncat sedikit lebih jauh ketika manusia menunjukan peradaban pesat. Mereka menciptakan pemujaan kepada dewa atau Tuhan sebagai kebutuhan spiritual. Kemudian banyak agama atau aliran yang bermunculan hingga mencapai sekarang.
Bagaimana dengan budaya? Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan manusia menciptakan budaya. Namun, yang jelas agama hadir karena adanya budaya. Terkadang agama baru mengambil kebudayaan yang sudah ada agar perpindahan agama tidak mengejutkan. Sebagai contoh penetapan natal 25 desember untuk umat kristiani. Penetapan 25 desember sebenarnya adalah hari untuk kelahiran dewa matahari di zaman kekaisaran romawi namun, setelah romawi menjadikan kristen sebagai agama kerajaan kelahiran dewa matahari diubah menjadi kelahiran Yesus Kristus. Ada pula kalender Hijriah sebenarnya tidak berbeda dari kalender babylonia yang berdasarkan peredaran bulan sebagai acuannya. Karena babylonia terdapat di timur tengah sehingga kalender itulah yang dipakai. Dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa, agama dan budaya berjalan di satu koridor secara bersama-sama.
Hal diatas merupakan hal-hal yang masih secara umum untuk komunitas agama tertentu bila kita makin spesialisasi lagi menuju kearifan lokal pada suatu daerah apakah agama dan budaya masih dalam koridor yang sama? Di Jawa, tempat saya lahir dan hidup sekarang budaya yang kini hidup dimasnyarakat sebenarnya telah hidup didalam hidup beragama. Wayang salah satu kebudayaan yang kini diakui unesco sebagai warisan budaya memang merupakan budaya asli Indonesia. Tetapi beberapa karakter dari pewayangan merupakan kebudayaan Hindu yang berkembang pada zaman kerajaan Hindu- Budha. Namun seiring waktu karakter dan sifat dari tokoh pewayangan disesuaikan dengan filosofi jawa. Bahkan, ketika islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 wayang digunakan sebagai sarana penyebaran dan pembelajaran agama agar dapat diterima masnyarakat.
Sebenarnya jika ditelaah lebih dalam lagi kebudayaan ataupun kita bisa menyebut sebagai kearifan lokal merupakan pencerminan dari suatu agama namun, tidak menonjolkan dari kacamata agama tertentu dan bersifat universal. Apapun agama yang dianut oleh masnyarakat mampu meresapi kebudayaan/kearifan lokal dari suatu daerah. Diperlukan kepekaan dari diri masing-masing tentang agama dan kebudayaan, apakah saling berseberangan atau sebaliknya. Sehingga apa yang terjadi di purwakarta akibat pemikiran pendek oleh kelompok tertentu tidak terjadi
Hal diatas merupakan hal-hal yang masih secara umum untuk komunitas agama tertentu bila kita makin spesialisasi lagi menuju kearifan lokal pada suatu daerah apakah agama dan budaya masih dalam koridor yang sama? Di Jawa, tempat saya lahir dan hidup sekarang budaya yang kini hidup dimasnyarakat sebenarnya telah hidup didalam hidup beragama. Wayang salah satu kebudayaan yang kini diakui unesco sebagai warisan budaya memang merupakan budaya asli Indonesia. Tetapi beberapa karakter dari pewayangan merupakan kebudayaan Hindu yang berkembang pada zaman kerajaan Hindu- Budha. Namun seiring waktu karakter dan sifat dari tokoh pewayangan disesuaikan dengan filosofi jawa. Bahkan, ketika islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 wayang digunakan sebagai sarana penyebaran dan pembelajaran agama agar dapat diterima masnyarakat.
Sebenarnya jika ditelaah lebih dalam lagi kebudayaan ataupun kita bisa menyebut sebagai kearifan lokal merupakan pencerminan dari suatu agama namun, tidak menonjolkan dari kacamata agama tertentu dan bersifat universal. Apapun agama yang dianut oleh masnyarakat mampu meresapi kebudayaan/kearifan lokal dari suatu daerah. Diperlukan kepekaan dari diri masing-masing tentang agama dan kebudayaan, apakah saling berseberangan atau sebaliknya. Sehingga apa yang terjadi di purwakarta akibat pemikiran pendek oleh kelompok tertentu tidak terjadi
Budaya Bicara Misteri Daya Hidup, Agama Belajar Kerohanian, Spiritualitas adalah Mengalami dan Mengenal Diri dan Tuhannya, Alam Semesta dan Tugas Manusia Di Jamannya
BalasHapus