Tidak banyak hal saya lakukan selama dirumah. Hanya sekadar mengisi hari-hari dengan keluarga. Memang dikota saya, Caruban bukanlah sebuah kota besar. Ibukota Kabupaten Madiun ini posisinya sangat strategis, kota ini dilalui pengemudi baik dari arah surakarta dan surabaya. Selain itu menjadi perbatasan antara kota Madiun dan Ngawi.
Banyak hal saya rindukan dirumah caruban. Salah satunya adalah air disimpan didalam genthong terbuat dari tanah liat. Sehingga air yang dikonsumsi berasa dingin ditenggorokan meski cuaca diluar panas. Sajian khas nasi pecel madiun juga merupakan menu yang harus dicoba terutama penyajian nasi diatas daun pisang menambah aroma dari nasi pecel madiun sendiri. Sebuah kunjungan dari sahabat karib adalah momen yang tidak bisa dilupakan maklum karena selama masa perkuliahan kami dipisahkan ratusan kilometer.
Saya kembali kekota surabaya pada tanggal 4 september atau H+4 dimana besok merupakan adalah hari pertama masuk kerja dinas. Jika sebelumnya kepulangan saya ke kampung halaman naik menggunakan kereta api namun, kali ini saya memutuskan via kendaraan mobil. Bukan mobil pribadi tetapi, milik keluarga saya. Beruntung bagi saya karena beberapa jam sebelum keberangkatan jalanan arteri di caruban tidak menunjukan kepadatan pemudik yang berminat untuk kembali kearah kota Surabaya. Hingga mendekati jadwal keberangkatan arus kendaraan menuju surabaya. Pukul 20.30 saya berangkat dari kediaman saya di caruban kembali ke Surabaya. Selama perjalanan tidak ada gangguan akibat penumpukan kendaraan. Hanya beberapa tempat dimana ada sedikit keramaian tetapi, setelah melewati daerah tersebut hal tersebut tidak berlanjut. Akhirnya sampai tujuan pukul 00.00 WIB.
Banyak hal saya rindukan dirumah caruban. Salah satunya adalah air disimpan didalam genthong terbuat dari tanah liat. Sehingga air yang dikonsumsi berasa dingin ditenggorokan meski cuaca diluar panas. Sajian khas nasi pecel madiun juga merupakan menu yang harus dicoba terutama penyajian nasi diatas daun pisang menambah aroma dari nasi pecel madiun sendiri. Sebuah kunjungan dari sahabat karib adalah momen yang tidak bisa dilupakan maklum karena selama masa perkuliahan kami dipisahkan ratusan kilometer.
Saya kembali kekota surabaya pada tanggal 4 september atau H+4 dimana besok merupakan adalah hari pertama masuk kerja dinas. Jika sebelumnya kepulangan saya ke kampung halaman naik menggunakan kereta api namun, kali ini saya memutuskan via kendaraan mobil. Bukan mobil pribadi tetapi, milik keluarga saya. Beruntung bagi saya karena beberapa jam sebelum keberangkatan jalanan arteri di caruban tidak menunjukan kepadatan pemudik yang berminat untuk kembali kearah kota Surabaya. Hingga mendekati jadwal keberangkatan arus kendaraan menuju surabaya. Pukul 20.30 saya berangkat dari kediaman saya di caruban kembali ke Surabaya. Selama perjalanan tidak ada gangguan akibat penumpukan kendaraan. Hanya beberapa tempat dimana ada sedikit keramaian tetapi, setelah melewati daerah tersebut hal tersebut tidak berlanjut. Akhirnya sampai tujuan pukul 00.00 WIB.
Komentar
Posting Komentar