Join Medium
Selamat Natal 2020
Golput Pilkada 2020
Pilkada serentak 2020 yang melibatkan 9 provinsi, 34 kota, dan 224 kabupaten dengan 101 daftar pemilih tetap (DPT). Sempat ditunda dari rencana awal yaitu, hari pemilihan di bulan September lalu diundur ke bulan Desember. Pilkada tahun ini juga pilkada dengan jumlah konstentan yang memiliki kekerabatan dengan pejabat tinggi, Gibran (putra Presiden Jokowi), putri Wakil Presiden, keponakan menteri dan sebagian lain merupakan istri dari kepala daerah pertahana (salah satunya, istri Aswar Anas maju sebagai calon bupati banyuwangi). Tapi saya tidak akan membahas soal pragmatisme parpol memilih calon kepala daerah, kamu bisa membacanya tentang hal tersebut, selengkapnya disini
Tapi pilkada 2020 juga menarik karena, tetap dilaksanakan di masa pandemi covid-19. Status pandemi covid-19 di Indonesia sendiri, tidak bisa dibilang mereda hingga november dan mungkin hingga akhir tahun 2020. Baik karena calon-calon kepala daerah yang pragmatis (keluarga/kerabat pejabat) dan pandemi covid-19, membuat kita semua bertanya "haruskah kita golput"?
Banyak orang beranggapan pilkada daerah bukanlah sesuatu yang penting atau setidaknya sepenting pemilihan presiden. Beberapa provinsi seperti DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Bali pilkada cukup penting terlebih jika jabatan gubernur ditempat strategis nasional (Ibukota Jakarta). Namun didaerah yang biasa atau tidak strategis, pilkada serasa hanya acara pemilu biasa. Dan karena situasi saat ini yang serba tidak pasti membuat argumen untuk golput makin diterima.
Jujur menurut pendapatku, pilkada mau di provinsi, kabupaten/kota manapun itu sama pentingnya pilpres. Lho kok gitu? 'Bukannya memilih presiden itu jauh lebih penting, ini urusan masa depan negara lho'. YES memilih presiden penting banget karena menyangkut masa depan negara tapi, kebijakan kepala daerah yang lebih dirasakan di kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari urusan birokrasi dari tingkat RT/RW, desa/kelurahan, camat dijalankan dan diawasi kepala daerah. Kemudian pembangunan infrastruktur daerah seperti, taman kota, pasar desa, taman/ruang terbuka hijau dan lain-lain, semua merupakan tanggung jawab kepala daerah. Kebijakan UMP dan UMR, transportasi umum juga ditangan kepala daerah dan masih banyak kebijakn publik yang bersifat otonom justru itulah yang kita lebih rasakan setiap hari
Mengapa saya bisa berkesimpulan memilih kepala daerah adalah urusan yang sama penting memilih presiden? Karena presiden tidak selalu bisa hadir atau tidak mungkin mengurus kehidupan kebijakan setiap provinsi, kabupaten/kota. Presiden mungkin akan datang mengurus jika ada kebijakan yang bersifat strategis nasional. Dan kita bisa melihat kualitas kehidupan penduduk suatu provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia setelah pilkada, ada yang biasa saja alias ya gitu-gitu saja, ada yang maju, ada pula yang mundur.
Jadi JANGAN GOLPUT karena pilkada juga sama pentingnya pilpres. Walaupun kita ditengah pandemi tapi, banyak negara yang tetap melakukan pemilu seperti pilpres 3 November di Amerika Serikat. Walaupun sistem pemilu di Indonesia belum ada "pemilihan awal" atau "mengirim surat suara lewat pos", dan satu-satunya jalan memberi suara datang ke TPS. Kita harus tetap memberi suara, tetap ingat pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan selama hari pilkada.
Komentar
Posting Komentar