Langsung ke konten utama

"Miracle On Ice"

"11 seconds, you've got 10 seconds, the countdown going on right now! Morrow, up to Silk. 5 seconds left in the game. Do you believe in miracles? YES!"
Miracle on ice adalah peristiwa olahraga yang terkenal. Peristiwa terjadi di tahun 1980 di New York, America di kejuaraan olimpiade musim dingin cabang hoki es babak semifinal. Mengapa peristiwa ini bersejarah? Karena disini muncul "keajaiban" atau yang kita bisa bilang sesuatu yang mustahil,  membalikan prediksi semua pengamat hoki es.

Babak semifinal mempertemukan tim Amerika dengan tim Rusia (Uni Soviet kala itu). Pengamat hoki es mengatakan amerika akan dijadikan lumbung sarang gol bagi Rusia (Rusia dipastikan menang mudah). Alasan dari pengamat sangat masuk akal dan besar kemungkinan terjadi karena track record kedua tim sepanjang turnamen olimpiade dan skill pemain yang beda jauh. Amerika hampir memenangi semua pertanding penyisihan namun, hanya seri sekali. Amerika sendiri hanya satu kali menang dengan skor besar (7-2) sisanya mereka mendapat kemenangan dengan skor tipis. Sedangkan Rusia menyapu bersih pertandingan dengan skor telak terhadap lawan-lawan mereka hadapi. Semakin memperkuat prediksi kalau Rusia menang karena, superioritas atas Amerika di cabang hoki es. Pertemuan terakhir mereka di laga persahabatan jelang olimpiade. Amerika dibantai dengan skor 10-3. Satu lagi faktor yang makin memperberat Amerika adalah bentukan tim. Tim Amerika dibentuk "kemarin sore", kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa dan pemain amatir. Berbanding terbalik dengan Rusia, tim yang telah solid hingga 10 tahun

22 Februari 1980, peristiwa tersebut terjadi. Amerika yang diprediksi bakal kalah dengan mudah, memberikan perlawanan sengit hingga akhir pertandingan. Sepanjang pertanding Amerika diserang habis-habisan oleh Rusia hingga kesempatan mencetak gol sangat sedikit. Namun, seperti yang saya bilang tadi diatas, keajaiban muncul. Dalam tekanan tim Amerika berhasil membalikan prediksi dengan memenangkan pertandingan 4-3. Ini yang disebut pengamat hoki es sebagai "miracle".

Namun kesuksesan tim tidak hadir dari bakat pemain saja tetapi sosok pelatih. Beruntung timnas Amerika mempunyai sosok pelatih Herb Brooks yang tidak hanya pintar menyusun strategi tetapi juga, menyatukan tim "kemarin sore" ini. Ia berhasil menyingkirkan rasa kedaerahan, ego pemain muda untuk menjadi kesatuan hati tim yang kokoh.

Miracle On Ice mengajarkan bahwa dengan kesatuan hati yang kuat dan kokoh, tantangan sesulit apapun bisa berhasil terselesaikan. Seberbakat apapun semua anggota tim tanpa diiringi rasa kesatuan tidak akan mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Terakhir, terkadang kesatuan hati itu mutlak, miracle pun bisa terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...