Langsung ke konten utama

Industri Musik yang Lesu

Tahun 2012 bisa dibilang tahunnya boyband atau girlband di Indonesia. Banyak nama-nama yang bermunculan dengan single lagu yang sekarang menjadi trend di kalangan masnyarakat, khususnya bagi kalangan muda-mudi.

Banyak tanggapan penikmat musik, ada yang memberi respon positif dan juga sebaliknya atau bahkan netral alias tak tahu menahu/tidak mau tahu. Jika ditelisik perjalanan musik Indonesia khususnya di bidang industri. Sebenarnya kita sedang mengalami lesu. Menurut saya, inilah kondisi terlesu yang pernah saya rasakan selama menjadi penikmat musik dalam negeri. Mengapa begitu? Walaupun penjualan album-album baru begitu laris, namun tidak diikuti dengan kualitas musikalisai itu sendiri sebagai modal utama dalam penciptaan karakter kuat dalam diri seorang penyanyi.
Beberapa lagu yang kita dengar sepertinya mempunyai jenis, dan aliran (dalam hal ini ideologis). Sehingga kita seolah memiliki playlist dengan sangat banyak, dengan artis banyak, namun hanya ada sedikit genre didalamnya. Bagi saya, mungkin awalnya akan menyenangkan. Tapi cepat atau lambat juga terasa bosan karena musik yang disajikan tetap itu saja.

Industri musik di Indonesia tidak seperti dulu lagi ketika tahun 90-2000'an ketika masih diantara band dan penyanyi solo saling "perang ideologi" dalam bermusik. Singkatnya saya tidak pernah kehabisan alternatif dalam playlist. Ketika sedang bosan mendengar lagu dari band "A" bisa  berpindah ke "B" yang mempunyai karakter yang berbeda. Well itulah saya tidak bisa dapatkan secara bebas saat ini. Tetapi hal saat ini sepertinya akan dipertahankan oleh distributor dan produser musik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...