Langsung ke konten utama

Postingan

Bantuan dari "Orang Asing" (Pertolongan itu Hadir Tidak Terencana)

Suatu ketika, pada hari sabtu saya diharuskan hadir pagi-pagi sekali untuk hadir dalam acara di tahap persiapan terakhir di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jam dinding menunjukan pukul 05.00 ketika saya terbangun dan saya langsung mengambil peralatan mandi saya karena, saya berpikir nantinya banyak orang di tempat kos saya berebut kamar mandi. Tidak lama setelah mandi dan berganti pakaian, saya langsung menuju warung makan langganan diseberang jalan. Namun, sayang warung tersebut belum terbuka sehingga saya terpaksa menunggu hingga warung tersebut buka. Setelah 10menit akhirnya warung tersebut buka, beruntung ketika warung masih dalam keadaan sepi. Ketika saya melihat jam, waktu menunjukan pukul 06.10 sedangkan saya diharuskan hadir disana pukul 06.30. Tidak ada waktu makan, lebih baik saya membungkus dan makan sesampainya di tempat acara. Seperti roda yang berputar ketika saya menantikan angkot untuk mengantarkan ke tempat tujuan ternyata tidak ada satupun. Kemudian saya me...

Budaya dan Agama, Berbedakah Mereka?

Kejadian pembakaran empat patung yang terjadi di Purwakarta (18/09) oleh ormas agama disayangkan banyak pihak. Atas dasar dalih agama merekapun membakar keempat patung didepan umum. Terlebih lagi tiga dari empat patung tersebut tokoh pewayangan yang kini diakui dunia sebagai warisan kebudayaan dunia. Jika memang patung yang dasarnya adalah bentuk seni ciptaan manusia dihancurkan atau dibakar, apakah kebudayaan juga bertentangan dengan ajaran keagamaan? Mari kita kembali jauh kebelakang bahkan, sangat jauh sekali sebelum peradaban manusia muncul. Sebelum adanya agama, manusia sebenarnya sudah menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Loncat sedikit lebih jauh ketika manusia menunjukan peradaban pesat. Mereka menciptakan pemujaan kepada dewa atau Tuhan sebagai kebutuhan spiritual. Kemudian banyak agama atau aliran yang bermunculan hingga mencapai sekarang. Bagaimana dengan budaya? Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan manusia menciptakan budaya. Namun, yang jelas agama hadir k...

Perubahan Jalan

Kevakuman yang saya alami dalam penulisan blog milik saya ini memang mengecewakan. Bagaimana tidak, selama 2 bulan terakhir saya disibukan dengan kegiatan kemahasiswaan yang berimbas pada alokasi waktu pengelolaan blog agungwahydi34. Namun tanpa disadari kevakuman penulisan blog juga berdampak pada kemampuan berbahasa di kehidupan sehari-hari. Kini muncul dipikiran pribadi kalau blog ini tidak hanya digunakan untuk menulis. Baik itu berita, opini pribadi, maupun pengalaman pribadi dan sebenarnya untuk hari-hari dekat fokus penulisan ditunjukan pada perjalanan pribadi. Tapi, saya tetap menjamin tetap ada posting berisi opini dan informasi, khususnya di bidang elektronika dan gadget..

Menuju Rumah di Kampung Halaman part 3-selesai

Tidak banyak hal saya lakukan selama dirumah. Hanya sekadar mengisi hari-hari dengan keluarga. Memang dikota saya, Caruban bukanlah sebuah kota besar. Ibukota Kabupaten Madiun ini posisinya sangat strategis, kota ini dilalui pengemudi baik dari arah surakarta dan surabaya. Selain itu menjadi perbatasan antara kota Madiun dan Ngawi. Banyak hal saya rindukan dirumah caruban. Salah satunya adalah air disimpan didalam genthong  terbuat dari tanah liat. Sehingga air yang dikonsumsi berasa dingin ditenggorokan meski cuaca diluar panas. Sajian khas nasi pecel madiun juga merupakan menu yang harus dicoba terutama penyajian nasi diatas daun pisang menambah aroma dari nasi pecel madiun sendiri. Sebuah kunjungan dari sahabat karib adalah momen yang tidak bisa dilupakan maklum karena selama masa perkuliahan kami dipisahkan ratusan kilometer. Saya kembali kekota surabaya pada tanggal 4 september atau H+4 dimana besok merupakan adalah hari pertama masuk kerja dinas. Jika sebelumnya kepulanga...

Menuju Rumah di Kampung Halaman part 2

sambungan dari Menuju Rumah di Kampung Halaman part 1 Menuju stasiun gubeng pada hari keberangkatan, dimulai dari tempat tinggal sementara di surabaya (baca:rumah kos) dengan menaiki angkot T2 dan tiba di stasiun gubeng sekitar 14.30 WIB. Seperti saya duga sebelumnya stasiun gubeng cukup ramai tetapi, belum mencapai puncaknya. Pukul 14.50 WIB kereta sancaka tiba di stasiun gubeng. Namun, ada yang berbeda dari sancaka kali ini dari sebelumnya. Jumlah gerbong bisnis dikurangi satu dan gerbong eksekutif bertambah satu. Masalah muncul kembali hadir saat saya memasuki gerbong. Saya menyadari bahwa gerbong yang ditumpangi sekarang merupakan gerbong cadangan yang jarang digunakan pada hari biasa. Tumpukan debu diatas bangku dan susunan bangku yang belum diatur cukup menguatkan alasan tersebut. Beruntung penumpang di sebelah saya memberikan tisue basah sehingga debu dapat dibersihkan. Jam 15.00 WIB kereta api sancaka pergi meninggalkan stasiun gubeng menuju yogyakarta. Perjalanan b...