Langsung ke konten utama

Sudut Pandang : Aksi Elanto Wijoyono

Jelang 17 Agustusan, di kota Sleman ada aksi yang mengundang netizen Indonesia. Aksi yang dilakukan Elanto Wijoyono mengundang netizen karena keberaniannya untuk berdiri di tengah zebra cross bersama sepedanya, menghadang konvoi Harley-Davidson. Nah menurut Elanto, aksinya dilakukan karena prihatin dengan hak pengguna jalan yang terganggu akibat konvoi ribuan Moge (katanya mencapai 4000!!). Sebelum saya mengutarakan analisis dari sudut pandang pribadi ada baiknya kita jangan melihat kejadian di Sleman tersebut secara parsial. 

Agak menyebalkan bukan ketika melihat konvoi motor, dengan kawalan polisi menggangu perjalanan kita. Apalagi menerobos lampu merah. Itulah saya rasakan ketika membaca dan melihat postingan video di Sleman itu. Namun saya sadar itu hanya sebuah emosi sesaat yang tidak dipikirkan secara akal sehat dan kepala dingin. Jika ada kegiatan konvoi dan ada pengawalan polisi, apakah konvoi tersebut telah mendapat izin dari kepolisian setempat (dalam hal ini Polda Yogyakarta). Jika konvoi tersebut telah mendapat persetujuan dan pengawalan maka tindakan polisi sejauh ini masih bisa dikatakan tidak salah. Kemudian tentang tindakan polisi yang menerobos lampu merah apakah sudah tepat? Menurut UU RI No 2 Pasal 18 ayat 1, Polisi diberikan hak Diskresi, sebuah hak polisi untuk prioritas di lalu lintas.

Tapi itu kan arogansi namanya? Kalian tahu balapan sepeda "Tour de Indonesia". Sebuah balap sepeda internasional yang pernah diadakan dari rute Jawa-Bali, dan kebetulan salah satu rutenya melewati rumah saya. Jalanan harus disterilkan berkilo-kilo meter dari kendaraan. Kendaraan terpaksa berhenti di pertigaan cukup lama (10-15 menit) hingga mengular. Padahal rombongan pembalap melintas 1-2 menit. Atau kasus simple saja soal konvoi sekolah, sepeda ontel tua, long march yang harus melewati jalan raya. Jika memang sebuah event, acara yang melibatkan ratusan peserta sebaiknya meminta izin dari kepolisian setempat dan mendapat pengawalan agar tidak menggangu.

Sedangkan di sisi pak Elanto, saya berterima kasih atas keberanian tindakan beliau. Agar pengendara motor taat berlalu lintas khusunya, taat berlalu lintas di trafic light. Memang menyebalkan saya melihat pengendara motor sekarang (terutama dikota-kota besar & metropolis) ketika didepan trafic light. Berhenti melewati batas, hingga memakan zebra cross atau menerabas lampu merah. Alasan yang diberikan juga sebuah alibi kosong saja (karena tidak ada pejalan kaki). Aturan tetap aturan dan disiplin harus diutamakan. Jika balapan sirkuit macam motoGP dan F1 punya aturan untuk menjamin keselamatan. Mengapa kita tidak menaati aturan lalu lintas di jalan raya? yang secara jauh lebih berbahaya daripada balapan sirkuit. Saya sebenarnya capek dan kesal ketika menulis blog seperti ini karena, selalu saja ada orang berpikir secara emosi pendek. Untuk pak Elanto teruskan usaha, karya Anda untuk selalu mengingatkan, menegur pengguna jalan untuk selalu taat berlalu lintas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Right Ones not The Best One

Apa yang membuat seorang pemimpin sukses di perusahaan/organisasi tempat ia berada? Karisma, Leadership, Visi? Tentu tapi, pemimpin yang baik juga mampu mengolah potensi setiap anggotanya. The Right Ones not The Best One, itu adalah kata-kata yang saya dengar pertama kali dalam film Miracle. Sebuah film yang mengisahkan perjuangan timnas hoki AS 1980 yang beranggotakan sekelompok mahasiswa dan memenangkan medali emas di olimpiade musim dingin. Namun saya tidak akan membicarakan film tersebut. Apa yang dibahas adalah bagaimana seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menggali setiap potensi anggotanya. Pengalaman ini saya dapatkan ketika menjadi kepala suatu departemen dalam Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas. Satu momen yang begitu krusial ketika menjalankan bagian organisasi tersebut adalah momen pemilihan anggota/seleksi. Layaknya tahapan seleksi kerja, ada proses interview. Pada proses ini saya menggali tiap kepribadian tiap-tiap aplikan yang sesuai dengan ...

Pemenang dan Pecundang di Bisnis TI (bagian 2-selesai)

Sebelumnya saya membahas para pemenang bisnis TI, Amazon, Google, Samsung, Apple, dan Cisco. Mereka berhasil memenangkan persaingan saat ini karena inovasi tiada henti dari mereka. Pasti beberapa diatara pembaca sekalian bertanya. Kenapa tidak ada nama seperti Facebook, Microsoft, eBay. Berikut adalah jawabannya. Facebook jejaring sosial ini meskipun mempunyai pengguna mencapai 1 miliar dan bernilai miliaran dolar. Facebook sangat rentan jatuh. Penyebabnya? Facebook masih belum memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan minim inovasi. Microsoft  entah karena telah Bill Gates, Microsoft berulang kali mengeluarkan keputusan yang tidak meyakinkan. Windows 8 boleh dibilang salah satu contohnya. Windows 8 yang mengusung dua versi tidak hanya membingungkan calon konsumen namun juga mempertanyakan eksistensi Microsoft di peran Sistem Operasi masa depan. Keputusan lainnya adalah menjawab layanan cloud dan ancaman produk office lain. Ebay dibandingkan Amazon, ebay mengalami masalah ...

Apple iOS (Mulai) Membosankan

Sistem Operasi Smartphone iOS milik Apple kini mulai dikritik para penggunanya. Sistem yang sudah bertahan hingga seri ke-6 dan selalu diklaim Apple sebagai OS tercanggih, sebaiknya mulai mempertimbangkan konsumen dan analis yang sudah bosan dengan sistem operasi tersebut. Umumnya konsumen dan analis mempunyai beberapa jawaban yang sama yang mengarah pada kejenuhan iOS. Kejenuhan yang dialami konsumen dan faktor mulai membosankannya sistem ini antara lain 1. Ditinggal Steve Jobs Bukan faktor utama namun, wafatnya steve jobs berpengaruh pada visi Apple pada pengembangan iOS. Tim Cooks penggantinya bukanlah orang tidak buruk namun, ia mempunyai visi yang berbeda dari Jobs. Semasa Jobs memimpin Apple, ia memposisikan iOS sebagai pionir smartphone. Jobs mampu membuat konsumen seakan "berlari-lari" mengejar iOS dan iPhone. Oleh karena itu pengguna iPhone sangat fanatik tidak peduli dengan kehadiran smartphone lainnya. Tim Cooks penggantinya, sepertinya tidak mewarisi ke...