Langsung ke konten utama

1st Impresion of Gojek

Fenomena jasa Gojek yang terjadi dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain memang menjadi keunikan tersendiri bagi saya. Saya akhirnya berkesempatan mencoba jasa layanan ojek online tersebut.

Ceritanya saya sedang kebingungan untuk mengambil laptop dari servis. Karena semua teman-teman kos saya sibuk. Kemudian oleh anjuran saudara saya menggunakan aplikasi gojek. Saya mengisi order transport (asal-tujuan), daftar sign up, lalu tinggal menunggu driver gojek.

Setelah driver tiba, saya meminta agar menunggu hingga laptop saya selesai pengecheckan servis selesai  dan driver menyaggupi. Sesampainya di tempat service ternyata, driver gojek juga ikut masuk mungkin, tempat parkiran di pelataran jadi panas bila menunggu di tempat parkir. Selama menunggu saya bertanya ngalor-ngidul. Ternyata menjadi driver gojek adalah pekerjaan sampingan dia. Dia juga rela mencancel order hingga laptop saya selesai pengecekan servis. Kenapa dia menjadi driver gojek? well ternyata dia cukup tergiur penghasilan driver gojek dalam sebulan dan memang ketika saya melihat saldo rekening gojek driver memang cukup besar.

Selesai pengecheckan servis laptop akhirnya diantarkan pulang ke kos kembali. Ketika saya bertanya berapa biaya yang harus saya keluarkan driver hanya meminta tarif promo Rp10ribu. Harus saya kualitas gojek tidak kalah hebat dari ojek konvensional. Bahkan serasa kita bisa memesan kapan saja tanpa harus menuju pangkalan ojek dan tarif promo murah juga sedap untuk calon penumpang. Sayangnya tarif promo ini hanya sampai 24 Agustus 2015. Saya coba melihat gojek setelah tanggal 25 Agustus 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...