Langsung ke konten utama

Industri Musik Indonesia

"Gung, Musikmu kok Dream Theater, nggak enek sing liyane to?"
 sumber:www.flashbird.com
Perkataan teman saya semasa SMA diatas masih teringat sampai sekarang. Mereka bertanya mengapa di dalam satu kelas hanya saya yang memilih jalur di luar mainstream. Itu simpel, karena saya punya musik sendiri.
Ketika saya memasuki kelas 1 SMA, saya menyadari musik Indonesia yang saya dengarkan setiap hari sebagian besar memiliki genre, tempo, aliran, musikalisasi dan tema yang tidak jauh berbeda antar band/solo singer. Saya tidak mendengar kekhasan musik seperti di tahun 90'an dimana band/solo mempunyai cita rasa sendiri. Memang band di waktu itu memegang teguh prinsip bermusik mereka tetapi, mereka mendapatkan ganjaran setimpal. Fans setia mereka selalu ada dimanapun mereka konser.
Di tahun 2007-2011 Beragam band/group/solo muncul di industri rekaman. Kemunculan mereka memang sebuah pertanda positif bahwa musik Indonesia terus berkembang namun, sebagian besar dari mereka beraliran hampir sama. Musik bergenre mainstream secara bisnis akan menguntungkan bagi pihak label rekaman dan band/group/solo. Musik mainstream juga akan mudah diterima oleh masnyarakat sehingga popularitas mereka melonjak cepat. Secara tidak langsung keinginan band untuk masuk dapur rekaman memacu mereka untuk menggarap lagu yang genre, tema, musik, aliran yang tidak jauh berbeda dari band/solo pendahulu. Ahh, semoga saja musik tidak sampai dikomersialisasikan. Karena sejatinya musik adalah ungkapan hati terdalam dari diri manusia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Right Ones not The Best One

Apa yang membuat seorang pemimpin sukses di perusahaan/organisasi tempat ia berada? Karisma, Leadership, Visi? Tentu tapi, pemimpin yang baik juga mampu mengolah potensi setiap anggotanya. The Right Ones not The Best One, itu adalah kata-kata yang saya dengar pertama kali dalam film Miracle. Sebuah film yang mengisahkan perjuangan timnas hoki AS 1980 yang beranggotakan sekelompok mahasiswa dan memenangkan medali emas di olimpiade musim dingin. Namun saya tidak akan membicarakan film tersebut. Apa yang dibahas adalah bagaimana seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menggali setiap potensi anggotanya. Pengalaman ini saya dapatkan ketika menjadi kepala suatu departemen dalam Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas. Satu momen yang begitu krusial ketika menjalankan bagian organisasi tersebut adalah momen pemilihan anggota/seleksi. Layaknya tahapan seleksi kerja, ada proses interview. Pada proses ini saya menggali tiap kepribadian tiap-tiap aplikan yang sesuai dengan ...

Pemenang dan Pecundang di Bisnis TI (bagian 2-selesai)

Sebelumnya saya membahas para pemenang bisnis TI, Amazon, Google, Samsung, Apple, dan Cisco. Mereka berhasil memenangkan persaingan saat ini karena inovasi tiada henti dari mereka. Pasti beberapa diatara pembaca sekalian bertanya. Kenapa tidak ada nama seperti Facebook, Microsoft, eBay. Berikut adalah jawabannya. Facebook jejaring sosial ini meskipun mempunyai pengguna mencapai 1 miliar dan bernilai miliaran dolar. Facebook sangat rentan jatuh. Penyebabnya? Facebook masih belum memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan minim inovasi. Microsoft  entah karena telah Bill Gates, Microsoft berulang kali mengeluarkan keputusan yang tidak meyakinkan. Windows 8 boleh dibilang salah satu contohnya. Windows 8 yang mengusung dua versi tidak hanya membingungkan calon konsumen namun juga mempertanyakan eksistensi Microsoft di peran Sistem Operasi masa depan. Keputusan lainnya adalah menjawab layanan cloud dan ancaman produk office lain. Ebay dibandingkan Amazon, ebay mengalami masalah ...

Apple iOS (Mulai) Membosankan

Sistem Operasi Smartphone iOS milik Apple kini mulai dikritik para penggunanya. Sistem yang sudah bertahan hingga seri ke-6 dan selalu diklaim Apple sebagai OS tercanggih, sebaiknya mulai mempertimbangkan konsumen dan analis yang sudah bosan dengan sistem operasi tersebut. Umumnya konsumen dan analis mempunyai beberapa jawaban yang sama yang mengarah pada kejenuhan iOS. Kejenuhan yang dialami konsumen dan faktor mulai membosankannya sistem ini antara lain 1. Ditinggal Steve Jobs Bukan faktor utama namun, wafatnya steve jobs berpengaruh pada visi Apple pada pengembangan iOS. Tim Cooks penggantinya bukanlah orang tidak buruk namun, ia mempunyai visi yang berbeda dari Jobs. Semasa Jobs memimpin Apple, ia memposisikan iOS sebagai pionir smartphone. Jobs mampu membuat konsumen seakan "berlari-lari" mengejar iOS dan iPhone. Oleh karena itu pengguna iPhone sangat fanatik tidak peduli dengan kehadiran smartphone lainnya. Tim Cooks penggantinya, sepertinya tidak mewarisi ke...