Langsung ke konten utama

Hari Game Indonesia (HARGAI), Bagaimana Seharusnya Dirayakan???

Tanggal 8 Agustus 2016, Hari Game Indonesia (Hargai) dirayakan, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Kementerian Perisdustrian, Badan Ekonomi Kreatif meresmikan Hari Game Indonesia jatuh pada tanggal 8 Agustus atas usaha Asosiasi Game Indonesia. Hari Game Indonesia (Hargai) ini dirayakan dengan beberapa cara. Menurut sumber-sumber berita perayaan HARGAI dirayakan dengan cara, memperbarui foto profil jejaring sosial, memainkan game lokal, membeli game origin lokal. Khusus untuk membeli game origin lokal, situs-situs app-purchase memberikan diskon. Lantas bagaimana pribadi seorang gamer seperti saya melihat HARGAI pertama kali dirayakan?

Kurang Tepat dan Tidak Mengena
Apresiasi saya berikan kepada Asosiasi Game Indonesia yang sudah berusaha mewujudkan HARGAI namun, sebenarnya HARGAI dirayakan untuk siapakah? Untuk gamer, developer, pelaku industri game? Ini masih ambigu dalam perayaan HARGAI. Selain itu, di situs resmi https://www.harigameindonesia.com/ ditulis "mengajak kita semua bersama-sama untuk membentuk Hari Game Indonesia (HARGAI) yang bertujuan memberikan penghargaan kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukung industri game di Indonesia selama ini." Perhargaan apa yang dimaksud? Membeli game lokal? bisa jadi. Toh sebenarnya HARGAI ini lebih ditunjukan kepada pelaku industri game lokal dibanding gamer Indonesia yang sebenarnya merupakan salah satu penggerak utama. Jadi sebagai seorang gamer? apa yang harus saya rayakan di HARGAI? membeli game origin lokal? check!! Memainkan game lokal? Check!! Itu saja??
 
Lebih pada Kepentingan Industri Game
Dibanding menjadikan HARGAI sebagai katalis untuk tumbuhnya komunitas dunia game sendiri, HARGAI masih sebatas dukungan kepada produsen dalam hal ini developer lokal sekalu pelaku industri game nasional dan belum menyentuh konsumen (dalam hal ini gamer Indonesia). Terbukti dengan banyaknya situs-situs app-purchase yang memberikan diskon ataupun event sale selama HARGAI berlangsung. Seakan-akan HARGAI tidak jauh beda dengan hari belanja online nasional bedanya hanya di objek penjualan saja tidak lebih. Maka dari itu sangat disayangkan, jika kesuksesan industri game lokal diukur dengan uang maka, game-game lokal sulit untuk berbicara diluar sana. Coba hitung berapa game lokal yang mampu berbicara banyak di industri dunia game. Sedikit, itupun tidak sampai mencuri perhatian gamer luar negeri bandingkan Vietnam yang berhasil dunia terkejut ketika salah satu studio mereka membuat game FPS bertema perang vietnam "7554".

Pada akhirnya HARGAI di tahun pertamanya tidak berhasil melakukan start dengan baik karena ekosistem dalam dunia game tidak hanya kemajuan developer lokal itu sendiri tapi gamer yang memainkan game lokal pun punya kontribusi sama besarnya. Mau bukti? Kapan terakhir kali Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah pada sebuah event besar game? Sulit menjawab karena tidak ada prestasi mendunia di gamer-gamer Indonesia. Sedangkan negara kecil macam Filipina (yang sering dikatain "pinoy") berkali-kali menjadi tuan rumah untuk event game internasional. WHAT A JOKE!!!

Bagaimana Kelanjutan HARGAI untuk Tahun Depan?
Tidak ada kata terlambat! biarpun HARGAI tidak melakukan start bagus tapi bisa diperbaiki untuk tahun-tahun kedepan. Jika ingin HARGAI ingin lebih didengar mengapa tidak membuat event semacam E3 atau gamescom. Event tersebut tidak hanya mengenai industri game lokal baik itu software dan hardware, tapi komunitas gamer juga diundang dalam perayaan tersebut. Tujuannya agar komunitas gamer Indonesia mengetahui game-game lokal, menilai sekaligus bisa memberi masukan untuk developer game lokal. Cara tersebut jauh lebih efektif untuk memberikan dukungan industri game lokal daripada hanya sekadar membelajakan uang. 

Kompetisi e-sport bila perlu ditambahkan dalam event HARGAI supaya menjamah para gamer profesional. Belum pernah Indonesia jadi tuan rumah e-sport besar macam ESL, The Summit, ESWC dan semacamnya karena memang prestasi pemain gamer Indonesia belum mendunia. 

Tapi jauh lebih penting lagi di HARGAI ditahun-tahun selanjutnya ada program edukasi. Edukasi mengenai keuntungan game baik secara pelaku gamer dan industri. Contoh saja, memberi kesadaran para gamer Indonesia tentang kerugian dari kegiatan pembajakan game. Karena pembajakan, industri game lokal kita berjalan ditempat, lalu Indonesia tidak dilirik sebagai pangsa pasar (padahal populasi Indonesia terbanyak ke-4 didunia).  Edukasi kepada orangtua di Indonesia tentang pentingnya rating game bagi perkembangan anak-anak. Jadi tidak ada berita "flop" video game menjadi kambing hitam di kekerasan anak. 

Jadi, HARGAI itu sebenarnya langkah yang bagus untuk industri kreatif bernama video games namun, untuk tahun pertamanya tidak memberi kesan berarti bagi para komunitas gamer Indonesia karena, HARGAI ditahun pertama hanya berfokus di produsen saja. Perhatian kepada konsumen (gamer) cuma sebatas dompet (baca:diskon). Untuk tahun berikutnya, HARGAI semoga tidak hanya menyentuh produsen tapi juga konsumen. Akhir kata selamat Hari Game Indonesia bagi yang merayakan, sekian dan terimakasih!!

  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...