Langsung ke konten utama

Hobi: Video Gaming

Pernahkah di pikiran Anda mengenai sebuah pekerjaan yang tidak hanya dituntut konsentrasi, kompetitif namun, sekaligus mengajak Anda bersama rekan Anda saling bergembira disaat yang sama. Deskripsi saya dari pentanyaan diatas sebenarnya adalah sesuatu lebih dikenal masnyarakat Indonesia sebagai hobi. Hobi diolah menjadi mata pencarian. Bermusik, Berkebun, Mengajar, Memasak atau  hobi-hobi lainnya, Hal paling tidak lumrah bagi sebagian besar orang Indonesia ketika hobi bermain video game menjadi mata pencarian.

Relevankah hobi bermain video game menjadi salah satu jenis hobi yang dapat menyambung kebutuhan hidup? Itu adalah pertanyaan yang sering saya dapatkan dari kerabat, keluarga ketika saya membagikan cerita hobi ini. Saya rasa untuk menjawab itu kita harus melihat bagaimana perkembangan video game itu sendiri dari awal mulanya hingga masa kini.  Karena saya merasa sudut pandang video game jika dilihat dari sejarah perkembangan setidaknya bisa membuka pikiran orang awam.

Sudah rahasia umum bila kebutuhan untuk bermain ataupun bersenang-senang itu selalu ada ditiap invidu-individu. Dari situlah jenis permainan hadir dari permainan tradisional yang memakai aktivitas fisik. Namun, zaman modern terus memakan lahan untuk melakukan permainan tradisional. Dari kondisi inilah video game hadir. Ia tidak menawarkan lahan ataupun aktivitas fisik yang aktif. Hanya terlihat sebagai pixel-pixel di layar TV yang digerakan dengan kontroller. Video game bermula sangat sederhana. Konsep yang ditawarkan sebagai media untuk memperoleh kepuasan bermain khususnya bagi anak-anak dan remaja. Konsep ini terus bertahan hingga setidaknya generasi console pertama console seperti PS1.

Internet kemudian datang dan diaplikasikan pada video game. Kehadiran internet inilah yang dianggap menjadi revolusi pada industri video game. Video game tidak menjadi konsumsi bagi usia tertentu anak-anak ataupun remaja lagi. Konsep permainan video game kini berubah di zaman ini. Zaman dahulu video game hanya tentang memberi gameplay adiktif, kini di zaman modern bukan hanya sekadar perbaikan gameplay tetapi juga, plot cerita, visual, design karakter dan konten-konten lainnya. Beberapa video game dibuat untuk dimainkan orang umum namun, sebagian game dibuat ditujukan untuk usia tertentu saja karena konten yang tidak pantas dilihat oleh anak-anak dan remaja.
Industri game sangat diuntungkan dengan perkembangan internet, dulu internet mungkin hanya bisa bermain LAN, kini dengan provider internet yang mumpuni video game seperti Destiny, Titanfall, Dota2 bisa dimainkan para gamer diseluruh dunia diwaktu yang bersamaan.

Orang awam mungkin belum sadar potensi pasar video game dalam kurun 5-10 tahun kedepan. Munculnya konsol generasi baru/next-gen. Menjadikan para developer game berjuang untuk menyajikan sesuatu video game yang tidak hanya secara visual grafis sangat indah, gameplay yang adiktif, ataupun sekadar have fun bersama teman. Dalam beberapa tahun kedepan video game yang dianggap mampu menghadirkan atmosfer kompetitif akan dilombakan seperti video game casual Just Dance yang kini pertama kali mengadakan kompetisi kompetitif tingkat dunia.

Harus diakui memang para gamer terkadang lupa waktu ketika bermain sehingga, selalu dikatakan bermain video game adalah tindakan yang membuang waktu/wasting time dan menghabiskan uang. Saya setuju dengan pernyataan diatas tetapi, harus dilihat mengapa gamer melakukan hal itu. Dengan evolusi video game yang terus berlangsung, bisnis online video game sangat menjanjikan bahkan, mereka yang serius bisa menjadikan karier profesional gamer yang bisa membawa keuntungan banyak. Jadi bagi orang awam dan orangtua jangan menyalahkan para anak sebagai gamer. Jika mereka serius menekuni siapa tahu mereka profesional gamer yang berpenghasilan tinggi sekaligus bersenang-senang disaat yang sama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...