Langsung ke konten utama

Aspek Penting dalam Membangun Media Komunikasi Berbasis Website

Komunikasi antar interpersonal saat ini sudah tak terelakan lagi dalam pengembangan hubungan yang baik dalam kehidupan organisasi dan anggota organisasi. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, jaringan komunikasi dan informasi lebih mendekatkan antar individu.

Jika sebelumnya penyampaian informasi berupa media elektronik masih sedikit alternatifnya maka saat ini, banyak sekali pilihan yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi. Bukan hanya sebagai tempat alur komunikasi tetapi saat ini juga menjadi lifestyle agar antar personal dapat saling berbagi melalui media elektronik . Pada saat ini komunikasi melalui media elektronik difokuskan pada dua cabang yaitu, Jejaring Sosial (Facebook, Twitter, dll) dan Website.

Kedua cabang ini mempunyai tujuan yang sama namun, memiliki eksekusi dan isi yang berbeda jauh. Pada jejaring sosial yang ditekankan adalah tulisan (posting) yang dilakukan secara kontinue tetapi tulisannya tidak panjang atau berita to the point. Semakin sering dalam mem-publish maka kedekatan personal dengan organisasi makin dekat sehingga pemikiran dan kegiatan yang dilakukan organisasi dapat diketahui secara umum.

Sedangkan website adalah berita dengan tulisan panjang tetapi tidak sesering jejaring sosial. Website memang lebih rumit dibanding pemberitaan melaui media sosial karena sebuah website memerlukan web hosting. Namun, hal itu dapat dibantu jika mendaftarkan domain .blogspot.com atau .wordpress.com.

Website hanya dapat menjalankan atau dapat berfungsi bila aspek content manager diperlakukan dengan baik. Karena tidak seperti media jejaring sosial yang berfokus tulisan pendek, Website menekankan isi berita yang hidup dengan tulisan yang tentu lebih panjang. Saya mempunyai pengalaman ketika selesai membuat website dan membuat desain dan template, saya justru kebingungan sendiri dalam mengisi berita. Karena berbeda dengan blog personal yang dimana sumber berita bisa didapatkan dengan perjalanan imajinsi otak. Website tidak selama seperti itu. Terkadang isi website harus sesuai dengan kejadian di lapangan dan jarak posting halaman berita yang tidak berjauhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Keluarga Mahasiswa Katolik St Algonz Universitas Airlangga (bagian 1)

Keluarga Mahasiswa Katolik atau KMK St Algonz bisa dibilang merupakan rumah kedua bagi pribadiku. Banyak kenangan yang sulit dilupakan, baik itu suka dan duka. Namun sesuatu yang terpenting dari semuanya, mereka selalu ada untukmu, itulah makna sebenarnya keluarga. Bagaimana aku berkenalan dengan KMK? Layaknya mahasiswa baru yang diperkenalkan universitas, aku tidak mengira bahwa perkenalan dengan KMK dimulai ketika selesai registrasi. Awalnya aku tidak begitu tertarik tentang pembicaraan KMK. Apa dipikirkan saat itu, UA (Universitas Airlangga) pasti mempunyai wadah untuk kebutuhan mahasiswa katolik dan ingin segera kembali ke rumah. Sebelum kembali pulang, kakak KMK saat itu memberikan sebuah selembar tulisan yang tidak kubaca selama perjalanan pulang dan baru dibaca ketika sampai dirumah. Apa yang tertulis diselembar kertas tersebut cukup mengejutkan karena, menceritakan perjuangan mahasiswa gerakan reformasi, Bimo Petrus . Bacaan tersebut sungguh menggugah hati sebab, ia ada...

Undang-Undang Karet yang Bernama Penistaan Agama

Tulisan ini bukanlah hanya berisi opini pribadi namun, adalah kajian dari tulisan dan esai jurnalistik yang bisa dipertanggung jawabkan kebenaran sumbernya Maraknya berita-berita soal isu agama yang dibawa ke ruang politik dan publik yang sering terjadi belakangan ini, membuat Indonesia gempar. Puncaknya adalah kasus penodaan agama yang dituduhkan pada Basuki Thayaja Purnama alias Ahok tertanggal 27 September 2016 pada saat berpidato di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Swiss Guard (bagian 2)

Sebelumnya di bagian 1. Saya menceritakan latar terbentuknya Garda Swiss Sri Paus. Kini mari bicarakan keadaan Garda Swiss terkini. Setelah Garda Swiss ditetapkan menjadi pasukan penjaga pribadi Sri Paus Julius II. Garda Swiss Kepausan ditarik dari medan perang dan fokus menjaga keselamatan Sri Paus. Uniknya Paus Julis II juga hanya meminta 200 pasukan. Namun, pada saat reformasi gereja oleh Martin Luther, posisi swiss guard semakin dikukuhkan sebagai penjaga kesucian gereja. Kini Garda Swiss hanya beroperasi di sekitar area lapangan St. Petrus, St. Basillika dan Sistine Chapel bukan, seluruh wilayah Vatikan. Satu-satunya perang yang dialami Garda Swiss adalah peristiwa pengempungan Roma oleh Kekaisaran Romawi Suci tanggal 6 Mei 1527. Meskipun Garda Swiss kalah telak karena kalah jumlah pasukan, mereka masih bisa menyelamatkan nyawa Paus Clement VII dan sejak peristiwa itu Garda Swiss mulai merekrut pasukan baru dan diambil sumpahnya pada tanggal 6 Mei. Untuk menjadi salah ...