Langsung ke konten utama

Pilkada Jakarta 2012: Cerdas Berpolitik

Pilkada Jakarta telah berjalan satu putaran dan kini menuju putaran kedua. Dari semula terdapat 6 calon gubernur-wakil gubernur. Kini tersisa dua pasang calon yaitu, Pasangan incumbent Fauzi Bowo (Foke)-Nacrowil Ramli (Nara) dan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Memang saya tidak melihat langsung antusiasme warga jakarta secara langsung saat pilkada putaran pertama. Tetapi, atmosfer pasca putaran pertama sangat terasa.

Apa yang membuat pilkada ini sangat begitu berbedanya hingga masuk forum, berita hingga perbincangan di warga sekitar? Pertama, yang saya lihat sebagai orang yang hanya singgah di ibukota Indonesia ini adalah antusiasme besar dari warga Jakarta menuju perubahan. Kedua, kedudukan Jakarta sebagai jantung dari Indonesia membuat pilkada 2012 dianggap sebagai gambaran awal pergerakan parpol untuk menghadapi pemilu nasional dan pemilu capres-cawapres 2014. Ketiga, baru kali suara koalisi tidak menentukan kemenangan dari pasangan calon. Jujur saja karena suara koalisi di pilkada Jakarta di putaran pertama dikalahkan oleh suara "rakyat". Ketiga faktor menjadi perbincangan hangat inilah yang menjadikan pilkada Jakarta 2012 sebagai miniatur pemilu nasional 2014 nanti.

Beralih ke jalannya pilkada, pasca putaran pertama yang dimenangkan pasangan Jokowi-Ahok atas Foke-Nara. Tim sukses antar pasangan boleh dibilang sedang melakukan persiapan dalam menghadapi putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal 20 september mendatang. Dalam persiapan ini tiap tim sukses melakukan strategi yang berbeda namun, bagi saya yang menarik adalah respon masnyarakat setelah kampanye mereka. Di berbagai forum media internet contohnya yang paling banyak disorot adalah black campaign (kampanye gelap) yang ditujukan pada pasangan jokowi-ahok. Terutama soal SARA, dimana cawagub Ahok adalah penganut agama kristen, memang menjadi kegalauan terbesar bagi kaum muslim di jakarta, terlebih mereka kaum mayoritas di kawasan ibukota tersebut. Sebagian dari mereka tidak mempermasalah, sebagian lainnya masih mempertanyakan tentang kampanye berbau SARA ini .Masih banyak sebenarnya black campaign yang ditundingkan hal ini menjadi sinyalemen negatif untuk pilkada di daerah selanjutnya dan pemilu nasional kedepan.

Masnyarakat Jakarta sepertinya tidak akan menjalani pemilukalda kali ini dengan mudah. Dengan banyaknya isu-isu yang dihembuskan kedua kubu. Kini warga Jakarta dituntut cerdas berpolitik, dengan memilih pasangan terbaik tanpa menggadaikan suaranya dengan beberapa lembar uang (money politik). Mereka telah membuktikannya di putaran pertama, tidak semuanya namun sebagian besar dari mereka telah mampu cerdas berpolitik. Kita pun sebagai warga negara Indonesia juga berusaha menjadi pemilih cerdas di pemilu nasional 2014 nanti. Bukan hanya kita saja namun, warga lain yang suaranya tergadaikan dengan money politic harus disadarkan. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Right Ones not The Best One

Apa yang membuat seorang pemimpin sukses di perusahaan/organisasi tempat ia berada? Karisma, Leadership, Visi? Tentu tapi, pemimpin yang baik juga mampu mengolah potensi setiap anggotanya. The Right Ones not The Best One, itu adalah kata-kata yang saya dengar pertama kali dalam film Miracle. Sebuah film yang mengisahkan perjuangan timnas hoki AS 1980 yang beranggotakan sekelompok mahasiswa dan memenangkan medali emas di olimpiade musim dingin. Namun saya tidak akan membicarakan film tersebut. Apa yang dibahas adalah bagaimana seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menggali setiap potensi anggotanya. Pengalaman ini saya dapatkan ketika menjadi kepala suatu departemen dalam Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas. Satu momen yang begitu krusial ketika menjalankan bagian organisasi tersebut adalah momen pemilihan anggota/seleksi. Layaknya tahapan seleksi kerja, ada proses interview. Pada proses ini saya menggali tiap kepribadian tiap-tiap aplikan yang sesuai dengan ...

Pemenang dan Pecundang di Bisnis TI (bagian 2-selesai)

Sebelumnya saya membahas para pemenang bisnis TI, Amazon, Google, Samsung, Apple, dan Cisco. Mereka berhasil memenangkan persaingan saat ini karena inovasi tiada henti dari mereka. Pasti beberapa diatara pembaca sekalian bertanya. Kenapa tidak ada nama seperti Facebook, Microsoft, eBay. Berikut adalah jawabannya. Facebook jejaring sosial ini meskipun mempunyai pengguna mencapai 1 miliar dan bernilai miliaran dolar. Facebook sangat rentan jatuh. Penyebabnya? Facebook masih belum memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan minim inovasi. Microsoft  entah karena telah Bill Gates, Microsoft berulang kali mengeluarkan keputusan yang tidak meyakinkan. Windows 8 boleh dibilang salah satu contohnya. Windows 8 yang mengusung dua versi tidak hanya membingungkan calon konsumen namun juga mempertanyakan eksistensi Microsoft di peran Sistem Operasi masa depan. Keputusan lainnya adalah menjawab layanan cloud dan ancaman produk office lain. Ebay dibandingkan Amazon, ebay mengalami masalah ...

Apple iOS (Mulai) Membosankan

Sistem Operasi Smartphone iOS milik Apple kini mulai dikritik para penggunanya. Sistem yang sudah bertahan hingga seri ke-6 dan selalu diklaim Apple sebagai OS tercanggih, sebaiknya mulai mempertimbangkan konsumen dan analis yang sudah bosan dengan sistem operasi tersebut. Umumnya konsumen dan analis mempunyai beberapa jawaban yang sama yang mengarah pada kejenuhan iOS. Kejenuhan yang dialami konsumen dan faktor mulai membosankannya sistem ini antara lain 1. Ditinggal Steve Jobs Bukan faktor utama namun, wafatnya steve jobs berpengaruh pada visi Apple pada pengembangan iOS. Tim Cooks penggantinya bukanlah orang tidak buruk namun, ia mempunyai visi yang berbeda dari Jobs. Semasa Jobs memimpin Apple, ia memposisikan iOS sebagai pionir smartphone. Jobs mampu membuat konsumen seakan "berlari-lari" mengejar iOS dan iPhone. Oleh karena itu pengguna iPhone sangat fanatik tidak peduli dengan kehadiran smartphone lainnya. Tim Cooks penggantinya, sepertinya tidak mewarisi ke...