Langsung ke konten utama

This Week : LGBT

 
bendera kampanye LGBT

Minggu ini, beberapa kolom berita di media cetak dan online nasional menyoroti tentang isu kampanye LGBT. Buat kalian yang masih belum tahu apa itu LGBT sebenarnya adalah akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender. Atau bisa dibilang penyimpangan orientasi seksual pada manusia. Jadi mengapa isu kampanye LGBT ini menarik untuk diperbincangkan? dan mengapa kita juga harus tahu?

LGBT merupakan kasus gunung es, tidak terlihat namun ancaman itu ada benarnya. LGBT sebelumnya menjadi salah satu pemberitaan hangat Internasional ketika Amerika Serikat mengesahkan UU pernikahan sejenis. Pengesahan UU pernikahan sejenis ini bahkan ditentang di beberapa negara bagian AS dan menolak untuk mengimplementasikan UU tersebut. Tidak hanya itu, beberapa negara juga angkat suara mengenai UU kontroversial itu. Di Indonesia saat ini pun, MUI mengeluarkan fatwa bahwa segala jenis kampanye LGBT adalah haram hukumnya. DPR dan semua dinas pemerintahan seperti juga akan mengeluarkan statement sama pula (menolak) kampanye LGBT.

Homofobia?

Ini adalah pertanyaan lucu bagi bangsa Indonesia dalam merespon kampanye LGBT? Apakah masnyarakat Indonesia mengalami gejala Homofobia (sesama jenis)? Daripada kata fobia, lebih tepatnya masnyarakat Indonesia tidak bisa kehadiran para LGBT. Hal yang wajar karena 90% penduduk adalah beragama muslim yang melarang penyimpangan seksual dan semua agama yang ada Indonesia juga mengajarkan kodrat manusia sebagai pasangan hidup (laki-laki dengan perempuan). Paham masnyarakat Indonesia setidaknya belum menunjukan homofobia dibanding negara-negara Arab yang mempunyai UU lebih keras dalam larangan LGBT. Sedangkan Indonesia memberikan sanksi moral dan hukuman sosial yang dijatuhkan pada kaum LBGT. 

Jadi mengapa LGBT baru saat ini menjadi bahan pemberitaan? Sederhana saja karena kampanye LGBT di Indonesia belum pernah se-masif sekarang. Tudingan mulai muncul bila PBB lewat badan pembangunan UNDP mengucurkan dana 8 juta US$ dalam kampanye ini. Namun media cetak Kompas telah menuliskan berita bahwa UNDP domisili Indonesia tidak pernah mengucurkan dana apapun pada kampanye LGBT (15/02). Sehingga kampanye LGBT ini mungkin LSM swadaya ataupun organisasi non-pemerintah.

Apakah pernah bertemu seorang LGBT? Jujur saya pernah menemui seorang dari mereka ketika sedang menjaga toko rumah. Kaget? Jelas! Takut? Ya, tapi sepintas saja lewat dalam kepala bagaimanapun, ia adalah seorang konsumen di toko saya.
 
Tolenrasi?
Inti dari kampanye LGBT sebenarnya adalah mengajak masnyarakat untuk tidak takut (fobia) terhadap homofobia dan transfobia. Tentu saja aksi tersebut pasti sebagian besar diikuti kaum LGBT (tidak menutup kemungkinan orang normal mendukung aksi tersebut). Berita ini makin besar karena kaum LGBT tidak malu menunjukan kemesraan (maaf) sesama-jenis di ruang publik secara terbuka.. Semakin ruyam karena LGBT ini dikabarkan juga masuk dalam lingkungan Universitas.

Jika Anda bertanya, alasan apa yang dipakai untuk kampanye LGBT? Mudah ditebak! tentu saja atas nama HAM dan Hak kebebasan, sebuah alasan yang dipakai di segala jenis macam kampanye di dunia. Baik mari kita bijaksana dalam mencerna berita ini. Perilaku orientasi seksual sesama-jenis bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan (WHO pun mengatakan hal yang sama) jadi, kaum LGBT itu memang benar adanya dan tidak bisa lenyap begitu saja. Perilaku ini bisa saja adalah pembawaan sifat yang terbentuk karena faktor lingkungan (keluarga dan masnyarakat). Di Indonesia memang tidak mudah menerima kaum LGBT bahkan stigma negatif hingga tindakan diskriminatif dialami para LGBT. Nah ini yang menjadi masalah di Indonesia, biarpun kaum LGBT itu memang keberadaannya ada tapi hak perlindungan sebagai WNI sepertinya tidak dapat dinikmati kaum tersebut. Bagaimanapun di depan hukum Indonesia, kaum LGBT tetap sederajat dengan orang normal. 

Sedikit ironi bila ada usaha lebih dalam mencari berita mengenai kampanye ini. Ironi dalam berita ini meski, beberapa instansi pemeritah tegas menolak keberadaan LGBT namun, pihak istana (Presiden dan Wapres) dan Menko Polhumkam beraksi lebih bijak (Presiden Jokowi bahkan tidak menanggapi berita ini). Ironi saya maksud adalah perbedaan pendapat antar kementerian dalam kabinet kerja (lebih menjurus dikriminatif) padahal salah satu nawacita Presiden Jokowi adalah memberantas diskriminasi salah satunya menghapus diskriminasi para pelaku orientasi seksual yang menyimpang dan tampaknya revolusi mental masih jauh untuk dicapai. Jangan sampai tindakan yang tidak benar dibalas dengan cara yang sama pula.

Saya tidak mendukung gerakan LGBT (dan saya orang normal yang masih menyukai wanita) namun, ada ironi dalam negeri ini dalam melihat kaum LGBT secara bijak dan mata terbuka. Tidak banyak dari kita yang mengetahui bahwa stigma negatif masnyarakat terhadap kaum LGBT sangat membebani hidup mereka. Ingat, LGBT bukan suatu penyakit namun, sebuah sifat atau karakter orientasi seksual yang berati para pelaku masih bisa dilepaskan/diluruskan dari sifat tersebut, dan hal itu lebih baik daripada melakukan tindakan diskriminatif atau kekerasan  Dari kacamata saya pribadi masih bisa menerima kehadiran kaum LGBT secara personal/individu. Jadi bila bertemu orang yg mengaku sebagai gay, lesbi, bisek, ataupun transgender saya masih bisa memperlakukan layaknya manusia normal tapi bila menyatakan cinta di ruang publik secara terbuka apalagi sampai menikah? Itu beda cerita!!

Pengaruh Berita pada Anak-anak
Karena sangat seru jangan lupakan pada fokus kita pada anak-anak penerus bangsa. Anak-anak masih lugu dan tidak tahu apa itu LGBT, hal wajar karena mereka belum mempunyai orientasi seksual dan ingat orientasi seksual pada masa ini sebenarnya bisa terbentuk. Jika ia diarahkan benar tentu saja tidak akan meyimpang. Jadi bila ada anak bertanya apa itu gay, lesbi, bisek, dan transgender lebih baik diungkapkan secara benar, jelas, halus dan memberi arahan pada anak untuk tidak mengikuti perilaku tersebut. Ajarkan sikap apa yang benar dan apa yang harus dijauhi (ingat! jangan ada kata-kata negatif soal LGBT dalam nasehat Anda). Karena mencegah lebih baik daripada terkena hukuman sosial di masnyarakat saat ini.

Di negara-negara yang mengesahkan pernikahan sejenis sebenarnya memberikan masalah serius bagi anak-anak khususnya, calon adopsi anak. Bagaimana anak bisa menjalani hidup normal jika orang tua adopsi mereka adalah pasangan sejenis? Padahal salah satu tujuan pernikahan adalah membina keluarga, terutama anak-anak. Anak yang diadopsi pasangan sejenis tidak mungkin dapat merasakan cinta ayah/ibu. Faktor lingkungan keluarga adopsi juga memperbesar terjadinya penyimpangan orientasi seksual anak ketika ia tumbuh dewasa.

Kesimpulan
Memang  tentang maraknya kampanye LGBT lagi sedang hangat diperbincangkan. Ada yang pro-kontra dalam melihat kehidupan kaum LGBT. Namun patut diingat kaum tersebut juga warna negara Indonesia yang juga berhak mendapat perlakuan yang sama (kecuali menikah sesama jenis). Mereka bukan sampah manyarakat yang harus dikucilkan apalagi harus menerima kekerasan baik psikis dan fisik. Mereka juga manusia yang butuh kasih sayang. Sekali lagi, LGBT bukanlah penyakit namun, pembentukan sifat orientasi seksual yang menyimpang dan jika masih bisa "diluruskan" mengapa tidak? Apakah LGBT itu kehidupan yang salah? Saya tidak mengatakan salah karena itu adalah orientasi seksual pribadi tapi, lebih baik menjadi orang orientasi hetero seksual pada umumnya. Tetapi, memilih jalan hidup sebagai LGBT pun tidak bisa dibenarkan pula apalagi sampai menuntut hak-hak perkawinan sesama jenis.

JAUHI PRINSIPNYA, JANGAN ORANGNYA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Right Ones not The Best One

Apa yang membuat seorang pemimpin sukses di perusahaan/organisasi tempat ia berada? Karisma, Leadership, Visi? Tentu tapi, pemimpin yang baik juga mampu mengolah potensi setiap anggotanya. The Right Ones not The Best One, itu adalah kata-kata yang saya dengar pertama kali dalam film Miracle. Sebuah film yang mengisahkan perjuangan timnas hoki AS 1980 yang beranggotakan sekelompok mahasiswa dan memenangkan medali emas di olimpiade musim dingin. Namun saya tidak akan membicarakan film tersebut. Apa yang dibahas adalah bagaimana seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menggali setiap potensi anggotanya. Pengalaman ini saya dapatkan ketika menjadi kepala suatu departemen dalam Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas. Satu momen yang begitu krusial ketika menjalankan bagian organisasi tersebut adalah momen pemilihan anggota/seleksi. Layaknya tahapan seleksi kerja, ada proses interview. Pada proses ini saya menggali tiap kepribadian tiap-tiap aplikan yang sesuai dengan ...

Pemenang dan Pecundang di Bisnis TI (bagian 2-selesai)

Sebelumnya saya membahas para pemenang bisnis TI, Amazon, Google, Samsung, Apple, dan Cisco. Mereka berhasil memenangkan persaingan saat ini karena inovasi tiada henti dari mereka. Pasti beberapa diatara pembaca sekalian bertanya. Kenapa tidak ada nama seperti Facebook, Microsoft, eBay. Berikut adalah jawabannya. Facebook jejaring sosial ini meskipun mempunyai pengguna mencapai 1 miliar dan bernilai miliaran dolar. Facebook sangat rentan jatuh. Penyebabnya? Facebook masih belum memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan minim inovasi. Microsoft  entah karena telah Bill Gates, Microsoft berulang kali mengeluarkan keputusan yang tidak meyakinkan. Windows 8 boleh dibilang salah satu contohnya. Windows 8 yang mengusung dua versi tidak hanya membingungkan calon konsumen namun juga mempertanyakan eksistensi Microsoft di peran Sistem Operasi masa depan. Keputusan lainnya adalah menjawab layanan cloud dan ancaman produk office lain. Ebay dibandingkan Amazon, ebay mengalami masalah ...

Apple iOS (Mulai) Membosankan

Sistem Operasi Smartphone iOS milik Apple kini mulai dikritik para penggunanya. Sistem yang sudah bertahan hingga seri ke-6 dan selalu diklaim Apple sebagai OS tercanggih, sebaiknya mulai mempertimbangkan konsumen dan analis yang sudah bosan dengan sistem operasi tersebut. Umumnya konsumen dan analis mempunyai beberapa jawaban yang sama yang mengarah pada kejenuhan iOS. Kejenuhan yang dialami konsumen dan faktor mulai membosankannya sistem ini antara lain 1. Ditinggal Steve Jobs Bukan faktor utama namun, wafatnya steve jobs berpengaruh pada visi Apple pada pengembangan iOS. Tim Cooks penggantinya bukanlah orang tidak buruk namun, ia mempunyai visi yang berbeda dari Jobs. Semasa Jobs memimpin Apple, ia memposisikan iOS sebagai pionir smartphone. Jobs mampu membuat konsumen seakan "berlari-lari" mengejar iOS dan iPhone. Oleh karena itu pengguna iPhone sangat fanatik tidak peduli dengan kehadiran smartphone lainnya. Tim Cooks penggantinya, sepertinya tidak mewarisi ke...