Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Evil Free to Play (F2P)

Free to Play (F2P) adalah jenis game yang didistribusikan secara online dan gratis kepada gamers. Tentu semua gamer sangat menyukai game F2P karena adiktif. Namun harus diingat dengan pendistribusian secara gratis developer F2P sangat sedikit mendapatkan keuntungan dari proses ini. Alhasil hampir semua game F2P memiliki ciri khas berupa microtransactions (transaksi-micro) untuk mencari keuntungan. Sebagian game menawarkan transaksi-micro berupa item-item tertentu tanpa merubah esensi dari F2P sendiri. Game F2P yang melakukan pratek transaksi-micro seperti itu biasanya adalah game F2P kompetitif seperti MOBA, MMORPG atau FPS. Tapi sebagian game F2P menawarkan transaksi-micro yang sangat membantu game ketika bermain. Transaksi seperti ini sering diplesetkan menjadi Pay to Win karena besarnya pengaruh pada game itu sendiri. Dan berikut adalah Game F2P namun memaksa game untuk melakukan transaksi-micro untuk sukses berdasarkan pengalaman saya. Clash Of Clans (CoC) Clash of Clans g...

Game Online Pemicu Kekerasan Anak-Anak Indonesia?

Oke, sebelumnya saya mengatakan kalau berita ini masih simpang siur. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) tidak lama sebelumnya mendesak Kemeninfo untuk game online yang dianggap berkonten kekerasan. KPAI berasalan konten kekerasan dalam game online tersebut sebagai faktor kasus kekerasan yang dilakukan anak-anak. 8 game online menurut KPAI yang mengandung konten kekerasan antara lain, Counter Strike, Lost Saga, Point Blank, World of Warcraft, RF online, AION, GunBound. Selain konten kekerasan KPAI juga menilai terdapat konten dewasa dan perjudian.  Masih Simpang Siur Bukan untuk berpikiran negatif tentang usaha KPAI dalam menolong jutaan anak Indonesia . Tapi pernyataan KPAI  seperti mengkambing hitamkan video games sebagai faktor utama dalam kasus kekerasan anak-anak. Meski berita ini masih simpang siur tetapi, argumen KPAI sebenarnya butuh penajaman lagi dengan bukti-bukti baik data lapangan ataupun riset dengan melibatkan anak-anak (tentunya dengan penam...

PSSI diBan FIFA, Sedih Tidak, Bangga juga Tidak

Akhirnya PSSI di banned FIFA, Federasi Sepakbola Internasional itu merasa konflik pemerintah dan PSSI sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Keputusan Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi yang mengeluarkan SK pembekuan PSSI berbuntut panjang pada sepakbola nasional. Mulai berhentinya kompetisi, nasib pemain sepakbola di Indonesia baik pemain lokal ataupun asing.  Tentu sebagai pecinta bola di Indonesia, sangsi yang dijatuhkan FIFA adalah kenyataan pahit dan titik terendah dalam sejarah sepakbola Indonesia. Berbicara kebobrokan PSSI terlebih dahulu saya akan sedikit membahas kolom koran Jawa Pos dari Djoko Susilo, Mantan Dubes Indonesia untuk Swiss. Beliau menjelaskan sejak era perserikatan/galatama berubah menjadi ranah profesional. tata kelola klub tidak menunjukan perbaikan, ambil contoh kasus NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Jika sebuah klub sepakbola dijalankan secara profesional dan dirikan di Indonesia tentunya memakai nama Perseroan Terbatas (PT) ...