Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Budaya dan Agama, Berbedakah Mereka?

Kejadian pembakaran empat patung yang terjadi di Purwakarta (18/09) oleh ormas agama disayangkan banyak pihak. Atas dasar dalih agama merekapun membakar keempat patung didepan umum. Terlebih lagi tiga dari empat patung tersebut tokoh pewayangan yang kini diakui dunia sebagai warisan kebudayaan dunia. Jika memang patung yang dasarnya adalah bentuk seni ciptaan manusia dihancurkan atau dibakar, apakah kebudayaan juga bertentangan dengan ajaran keagamaan? Mari kita kembali jauh kebelakang bahkan, sangat jauh sekali sebelum peradaban manusia muncul. Sebelum adanya agama, manusia sebenarnya sudah menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. Loncat sedikit lebih jauh ketika manusia menunjukan peradaban pesat. Mereka menciptakan pemujaan kepada dewa atau Tuhan sebagai kebutuhan spiritual. Kemudian banyak agama atau aliran yang bermunculan hingga mencapai sekarang. Bagaimana dengan budaya? Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan manusia menciptakan budaya. Namun, yang jelas agama hadir k...

Perubahan Jalan

Kevakuman yang saya alami dalam penulisan blog milik saya ini memang mengecewakan. Bagaimana tidak, selama 2 bulan terakhir saya disibukan dengan kegiatan kemahasiswaan yang berimbas pada alokasi waktu pengelolaan blog agungwahydi34. Namun tanpa disadari kevakuman penulisan blog juga berdampak pada kemampuan berbahasa di kehidupan sehari-hari. Kini muncul dipikiran pribadi kalau blog ini tidak hanya digunakan untuk menulis. Baik itu berita, opini pribadi, maupun pengalaman pribadi dan sebenarnya untuk hari-hari dekat fokus penulisan ditunjukan pada perjalanan pribadi. Tapi, saya tetap menjamin tetap ada posting berisi opini dan informasi, khususnya di bidang elektronika dan gadget..

Menuju Rumah di Kampung Halaman part 3-selesai

Tidak banyak hal saya lakukan selama dirumah. Hanya sekadar mengisi hari-hari dengan keluarga. Memang dikota saya, Caruban bukanlah sebuah kota besar. Ibukota Kabupaten Madiun ini posisinya sangat strategis, kota ini dilalui pengemudi baik dari arah surakarta dan surabaya. Selain itu menjadi perbatasan antara kota Madiun dan Ngawi. Banyak hal saya rindukan dirumah caruban. Salah satunya adalah air disimpan didalam genthong  terbuat dari tanah liat. Sehingga air yang dikonsumsi berasa dingin ditenggorokan meski cuaca diluar panas. Sajian khas nasi pecel madiun juga merupakan menu yang harus dicoba terutama penyajian nasi diatas daun pisang menambah aroma dari nasi pecel madiun sendiri. Sebuah kunjungan dari sahabat karib adalah momen yang tidak bisa dilupakan maklum karena selama masa perkuliahan kami dipisahkan ratusan kilometer. Saya kembali kekota surabaya pada tanggal 4 september atau H+4 dimana besok merupakan adalah hari pertama masuk kerja dinas. Jika sebelumnya kepulanga...